
Pagi ini, aku mengingkari pengetahuan usang tentangmu agar siang nanti aku siap menerima kau apa adanya. Tidak kuizinkan segala apa yang terkira kemarin menjadi stigma bagi hadirmu kini. Biarlah kau yang selalu baru di mataku menjadikan aku seorang yang tidak tahu.
Bukankah ketidaktahuan itu menyenangkan? Selalu saja ada kejutan-kejutan kecil yang menyengat seperti aliran listrik di kepalamu. Tapi toh semua akan reda, walau sering kali resah tercipta. Namun tetap kan berlalu bukan? Ah, tanpa sadar, aku dan kamu telah menjadi ahli yang tak pernah pejam dalam limbung gundah membadai. Tidakkah?
Sayangku,
"Perubahan adalah abadi," kata sang bijak. Aku percaya itu. Aku percaya ketika kisah bintang merah bermula; kita adalah dua bocah kecil yang sedang belajar mengenali. sebagaimana saat pertama kali ia belajar merangkak, berdiri, lalu berjalan. Sengaja atau tidak, kadang kita hendak melompat, berlari, mengejar sesuatu di depan mata. Lupa? Sekeras apa pun usahamu, sesungguhnya pada segala sesuatu mempunyai ajalnya sendiri-sendiri.